Fan.. Irfan.. ada telepon dari Arie Semarang, suara kakakku dari luar. Teman SMA-ku namanya Arie meneleponku, dia mengatakan kalau dia akan dipindahtugaskan di Surabaya. Dan dia memintaku untuk menjemputnya di stasiun Pasar Turi Surabaya, besok. Meskipun keluarganya ada di Surabaya, tapi dia minta untuk menginap di rumahku selama 3 hari. Aku sih setuju saja, lagian kita sudah lama tidak ketemu. Walaupun dalam hati aku tidak habis pikir, tumben sekali dia meneleponku, padahal dia sangat jarang menelepon aku, apalagi aku disuruh menjemputnya, tidak biasanya dia seperti itu. Bahkan dia tidak pernah main ke rumahku selama dia pulang ke Surabaya, paling-paling hanya nelepon saja, itu pun just say hello dan tanya kabar saja.
Keesokan harinya, aku menjemput Arie di stasiun Pasar Turi. "Hai.. Irfan ya", teriak seseorang dari arah belakangku. Aku menoleh, "Arie..", aku tertegun memandang dia keseluruhan. Dia sekarang lain, wajahnya tampak bersih dan tubuhnya atletis. "Kamu sekarang cakep bener.. Ar", kataku memulai pembicaraan. "Operasi plastik di mana", ledekku langsung. "Ngacau kamu Fan", jawab dia. Kamipun tertawa bersama. Kami berjalan menuju tempat parkir sambil tetap ngobrol ngalor-ngidul, tertawa gembira sekali.
Malam itu hujan turun rintik-rintik. Membawa suasana lumayan dingin. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 23:00 WIB. Aku dan Arie menonton TV, sampai semua keluargaku sudah tidur. Kita berdua ngobrol tentang kenangan bersama teman-teman SMA dulu, tentang keluarganya, keluargaku, pengalaman kerjanya, dan semuanya yang bisa jadi bahan pembicaraan.
Sampai aku akhirnya menutup omongan, "Udah malam Ar, kamu nggak capek setelah melakukan perjalanan jauh? tidur sana", pintaku kepada Arie. "Ntar ah.. nanggung nih, filmnya bagus.. lagian tidur sendirian malas ah, hujan lagi", jawab Arie. "Mau ditemani..?" godaku. "Siapa takut.. hehehe, lagian udah lama aku merindukan suasana seperti itu bersama kamu." "Hah! oh my God.." Aku sangat kaget dia bilang seperti itu. Emang sih waktu SMA dulu, aku sangat suka padanya, tapi entahlah dengan dia, aku nggak tahu apakah dia gay atau tidak. Dan malam ini dia bilang begitu. Apakah serius? Dan malam ini.. apakah akan terjadi?, pikiranku melayang bahagia, takut, ragu, kacau bercampur jadi satu.
"Ngaco kamu Ar.. masa tubuh sekekar kamu bisa suka ama cowok, ama aku lagi?", jawabku cepat. "Fan.." Arie membuka pembicaraan, "Sebenarnya aku datang ke Surabaya ini ada tujuannya." "Tujuan apa Ar", tanyaku. (dalam hati aku berpikir, mulai serius nih). "Aku pengen ketemu kamu Fan, aku kangen.. Aku tidak bisa membohongi perasaanku, maaf Fan.., aku.. suka, say..yang dan bahkan aku cinta kamu, dan kini aku rindu kamu", suara Arie tergagap. "Oh my God.." untuk kedua kalinya aku semakin gemetar. Berani sekali anak ini, pikirku. Belum sempat aku membuka mulut, Arie sudah membuka percakapan lagi, "Dari SMA dulu, sebenarnya aku begitu suka pada kamu Fan, tapi aku masih takut.. entah apa yang aku takutkan, aku tidak tau", ungkap Arie. "Aku selalu memendam perasaanku kepadamu, sampai aku lulus kuliah dan diterima kerja di Semarang", sambung dia lagi. Aku hanya diam.. kaku rasanya, walau sebenarnya aku juga masih cinta dan mengharap cinta Arie.
Aku sangat kaget, saat Arie menarik tubuhku untuk bersandar di dadanya. Tubuhku gemetar.. aku bingung, apa yang harus kulakukan. "Please Fan.. aku ingin kemesraan bersamamu", pinta Arie manja kepadaku. Memang aku pernah suka, bercinta dengan orang selain Arie. Tapi dengan Arie, aku sungguh-sunggu tidak bisa berkutik. Perasaanku campur aduk. Dan dia adalah orang yang telah lama kudambakan dan kucintai.
Akhirnya aku pun bersandar di dada Arie di sofa depan TV. Arie dengan lembutnya mengelus rambutku, membelai pipiku. Dan terkadang mengelus dadaku. Terasa bahagia sekali. Aku sangat terbuai dengan tindakannya. Dan aku semakin menyandarkan diri di dada Arie yang bidang, dan beraroma segar (entah parfum apa yang dia pakai). Aku kaget sekali saat jari-jari Arie mulai sedikit nakal, jemarinya mulai meraba putingku dan dimainkannya puting susuku. Terasa nikmat sekali.
Dari rasa romantis dan sayang, Aku pun akhirnya sudah mulai terangsang dan tegang. Aku mulai gelisah untuk berdiam diri, aku pun mulai bergerak, aku membalas belaian Arie dengan rabaan di dadanya. Aku mencari puting susunya di balik kaos yang dia pakai. Dan Aku mencari-cari kejantanan di balik celana Arie. Saat ketemu langsung kupegang batang kejantanan Arie. Terasa keras, hangat dan nikmat. Arie tidak diam dengan kegiatanku seperti itu. Dia balas meremas batang kejantananku. Semakin lama semakin keras.
Arie pun sudah tidak kuat lagi. Arie berbisik, "Ke kamar yuk.. Fan" Aku pun mengangguk. Tanda mengiyakan. Aku minta digendong. (manja sekali).
Dan di dalam kamar.., "Irfan.. aku tidak ingin ada anggapan dipikiranmu bahwa aku hanya membutuhkan seks darimu, aku melakukan ini karena aku mencintaimu Fan, dan aku benar-benar mencintaimu", bisik Arie sambil mengecup keningku. "I love you Fan.." "I love you too Arie.." Arie mencium keningku, lama sekali, terasa bahagia. Dari kening turun ke bawah, ke daerah mata, hidung, pipi dan akhirnya sampai di bibir. Bibirnya yang halus dengan lembutnya mengecup bibirku. Aku tidak bisa berkata lagi. Bibirnya terasa hangat dan nikmat. Aku langsung membalas ciuman Arie. Kumasukkan lidahku ke dalam rongga mulutnya. Kumainkan lidahku bersama lidahnya. Saling hisap, saling gigit. Cukup lama kami berciuman dan bermain lidah, kami berdua begitu menikmati. Aku pun melepaskan ciumannya, bibirku bersama lidahku turun ke lehernya. Kumainkan lidahku di daerah lehernya, telinganya dan leher belakangnya. "Akhh.." suara Arie merintih nikmat. Tubuh Arie bergetar. Kepalanya meliuk-liuk.
Tanganku tidak tinggal diam. Sambil bibirku melumat leher Arie, tanganku masuk ke dalam kaos Arie. Kucari putingnya, kuraba, kupelintir halus. Tubuh Arie semakin bergetar. "Irfan.. aku cinta kamu", suara Arie, sambil mendongakkan kepalaku dan mencium keningku.
Aku mulai membuka kaos yang sejak tadi menutupi tubuhnya. Kupandangi dadanya yang begitu seksi. Kulitnya lembut dan halus. Begitu terawat. Kubelai dadanya dan kujilat putingnya. Kuhisap puting kirinya sementara tangan kananku memainkan puting kanannya. Dan tangan kiriku mulai merasuk ke dalam celana pendek yang dia kenakan. Rupanya Arie sudah ngaceng dan celana dalamnya sudah basah oleh air semen (precum).
Arie tampak sekali pasrah, dia hanya mendesah nikmat dan tangannya membenamkam kepalaku untuk tetap menghisap putingnya. Lidahku bergerak ke ketiaknya, baunya sangat seksi sekali. Kujilat dan kuhisap lembut bawah ketiaknya. Cukup lama aku membenamkan kepalaku di ketiaknya sambil kumainkan lidahku, lalu kujilat lagi putingnya dan kuhisap dan kugigit pelan. Lidahku turun, dari puting ke pusar dan akhirnya sampailah mulutku di celananya. Kuturunkan celananya. Kini Arie hanya mengenakan celana dalam. Batang kemaluannya terasa sesak di dalam celana dalamnya. Kuraba, kujilat batang kemaluan Arie yang masih di dalam celana dalam, kumainkan lidahku, tanganku meremas pantatnya yang keras dan berisi. Aku sudah tidak sabar, kubuka celana dalamnya dengan mulutku. Kini Arie sudah benar-benar telanjang, begitu indah tubuhnya dan begitu seksi. Aku membalikkan tubuh Arie menghadap ke tembok.
Tanganku mulai meremas halus pantatnya dan batang kejantanannya. Arie merintih nikmat sambil bergoyang-goyang dan merenggangkan kedua pahanya lebar-lebar biar semua bisa kulihat, bulu-bulu di belakang bijinya, lubang pantatnya, semua kelihatan. Tanganku meraba-raba pantatnya, jariku membelai buah kemaluannya dari belakang, dan lidahku sibuk juga di bijinya dan di pantatnya sampai nafasnya makin lama makin berat karena menahan nafsu dan nikmat.
Sekarang Arie merintih, "Akkhh Irfan teruus, mmh.. enak.. jangan berhentii.. teruus!" Ternyata dia paling suka merasakan lidahku di pantatnya dan di lubang pantatnya. Tetapi aku ingin merasakan bagian badannya yang lain juga. Kubalikkan badannya, batang kemaluannya tegang dan keras. Rambut kemaluan yang dicukur sedikit menambah seksi batang kemaluannya. Kulit Arie memang halus dan bersih.
Aku semakin bernafsu, rasa sayang, cinta dan nafsu seks menguasai diriku. Aku mulai mengulum batang kejantanannya. Pada saat batang kemaluannya masuk ke mulutku, badannya gemetar. Kuputar lidahku mengelilingi kepala batang kemaluannya. Kemudian aku berhenti di bagian lubang maninya, dan kumainkan lidahku di lubang itu sambil kadang kuhisap lembut. Tak kusangka ternyata tubuhnya semakin bergetar, menggelinjang merasakan kenikmatan dan mengeluarkan desahan yang tertahan. "Oooh.. akhh enak sekali.. Fan.." Batang kemaluannya masuk ke mulutku seluruhnya. Sambil mengulum kemaluan, tanganku meraba putingnya secara bergantian, kuremas putingnya. Setelah batang kemaluannya, kini pelirnya kujilat, kumainkan lidahku di pelirnya dan kuhisap pelan. Kuhisap juga selangkangannya, pahanya dan seluruh bagian tubuh Arie.
Arie sudah tidak tahan lagi. Ternyata Arie tidak mau hanya menikmati rangsanganku saja, dia kini menyuruhku berdiri dan saat aku berdiri.. Langsung saja dia mengulum bibirku, dia mainkan lidahnya dalam mulutku. Tangannya mulai aktif merangsang, meraba seluruh bagian tubuhku. Aku merasa geli nikmat dan Arie pun mulai membuka kancing bajuku satu persatu sambil mulutnya tetap melumat bibirku. Aku pun telanjang dada. Lama Arie memandang dadaku dan dia tersenyum bahagia. Arie mulai menjilat leherku dan daerah telingaku sementara tangannya masuk ke dalam celanaku. Dan dia melakukan secara agresif, di luar bayanganku.
Jilatan Arie kini mulai menjalar ke puting kananku. Dia hisap lembut terkadang keras dan sedikit mengigit putingku yang sudah mengeras, Arie semakin bernafsu menikmati seluruh tubuhku. Jilatan demi jilatan telah membuatku benar-benar diatas puncak kenikmatan. Aku hanya bisa pasrah saja. Arie mulai menurunkan kepalanya di sekitar perutku. Jilatan lidahnya di perutku membuatku menggeliat-geliat tak karuan. Hal ini membuat Arie semakin agresif melancarkan rangsangannya dan menikmati tubuhku. Kadang-kadang Arie menggigit perutku dengan lembut.
Setelah lama bermain dengan perut dan pusarku, Arie mulai mencium tonjolan di celana dalamku yang sengaja tidak dia buka. Gesekan lidah Arie dengan kain celana dalam telah menimbulkan rasa yang nikmat pada permukaan batang kemaluanku. Rasa nikmat yang menjalar ke seluruh batang kemaluanku dari ujung kepala sampai ke pangkalnya. Arie lalu menjilati selangkanganku dengan jilatan-jilatan mautnya yang membuatku menggeliat tak karuan lagi.
Arie sudah tidak sabar ingin melihat dan merasakan tonjolan di balik celana dalamku. Perlahan dia membuka celana dalamku. Kini aku telanjang bulat. Kita sama-sama telanjang bulat. Aku dan Arie bercinta dengan hebatnya. Saling kulum, saling remas, saling cium, saling rangsang, dan saling-saling lainnya, juga dengan style yang berganti-ganti. Saat aku sudah mau orgasme, dengan cepat Arie mengulum batang kemaluanku. Spermaku sudah tak tertahankan mau keluar, "Aaakkhh.." Aku mendesah. Arie langsung menelan spermaku dengan keadaan dia mengulum batang kemaluanku.
Walau batang kemaluanku sudah memuncratkan sperma di dalam mulutnya, namun Arie terus saja mengulum batang kemaluanku. Ngilu dan nikmat begitu terasa menyelimuti batang kemaluanku. Memang hebat permainan lidah Arie, dengan segera aku ngaceng lagi. Arie dengan lahapnya mengulum batang kemaluanku. Dan merangsangku dengan tindakan-tindakan agresif yang membuatku menggeliat dan mendesah nikmat, ya.. seperti pertama kali tadi. Arie tahu daerah sensitif yang disuka olehku. Yaitu daerah puting dan ketiak. Aku sangat menikmati dan mengimbangi permainan Arie.
Lalu, Arie menghentikan permainannya. Arie menyuruhku berdiri", Fan.. kamu ada lubricate?" tanya Arie. "Untuk apa Ar?" tanyaku balik. "Fan.. fuck me", hanya kalimat itu yang Arie bisikkan di telingaku. Aku kurang setuju. "Jangan Ar.. aku tidak mau begituan, aku mencintaimu Arie.. kita lakukan dengan cinta", pintaku. "Tapi, Aku sangat kepingin Fan.. Aku ingin total dalam bercinta." "Aku ingin merasakan hangat dan kekarnya batang kemaluan orang yang kucinta masuk dalam tubuhku, Fan.." ucap Arie lagi. "Please.." Arie sangat memohon. Akupun mengangguk. "Baiklah Ar.. kalo itu yang kamu inginkan."
Lalu dioleskannya Lubricate di lubang pantatnya. Arie memasukkan jarinya ke dalam lubang pantatnya perlahan. Lalu dioleskannya lagi Lubricate di lubang pantatnya. "Masukkan Fan.. fuck me.." Dengan perlahan aku masukkan batang kemaluanku ke dalam lubang pantatnya. Walau sedikit susah namun akhirnya masuk juga batang kemaluanku ke lubang pantat Arie. Dengan perlahan Arie menggoyang pinggulnya mengimbangi goyangan pinggulku yang maju mundur. Arie dengan perlahan merintih nikmat. Kuangkat kaki kiri Arie, kujilat, kucium.
Aku mengocok batang kemaluan Arie. Dan tidak berapa lama.. "Aku mau keluar Ar.." aku berbisik nikmat. "Arie masih lama?" tanyaku. "Bentar lagi mau keluar juga", jawab Arie. Akupun segera mencabut batang kemaluanku dari lubang pantat Ari. Dan kukocok batang kemaluanku bersama batang kemaluannya. "Akh.. eemm.." hampir sama suaraku dan Arie. Dan.. tak berapa lama keluarlah spermaku dan sperma Arie tumpah di dada Arie.
Aku dan Arie terkulai lemas. Arie mengecup keningku dan berkata, "Aku bahagia sekali Fan.." "Irfan juga Ar.. I love you", sahutku sambil mencium keningnya. Aku sempat memeriksa lubang pantatnya. Untunglah tidak berdarah.
Waktu menunjukkan jam 2 dini hari saat itu. "Ar.. mandi yuuk", pintaku. "Ntar ketahuan keluarga Irfan lho", jawab Arie. "Tenang aja.. itu bisa diatur", balasku cepat. Maka mandilah kita berdua, di bawah guyuran shower. Segar sekali. Saling sabun. Aku menggosok tubuh Arie. Demikian juga Arie. Mesra dan romantis.
"I love you Arie", bisikku. "I love you too Irfan", bisik Arie juga. Rasanya tidak bosan kami berdua mengucapkan kalimat "I Love You". Aku dan Arie pun berpelukan. Selesai mandi, kita berdua tidur dalam keadaan telanjang bulat, saling peluk dan cium. "Selamat tidur sayang.. Semoga mimpi indah.." Malam itu begitu indah bagi kita berdua. Semoga malam-malam berikutnya, Kami lalui dengan penuh kasih, cinta dan kemesraan. Ya.. we hope so.. Itulah yang selalu kami harapkan. Bahkan lebih dari itu. Yang jelas.. Kita berdua ingin antara cinta, romantis, mesra, sayang, nafsu, seks halus dan keras berbaur jadi satu. Karena bagi kita seks itu suatu seni natural yang perlu melibatkan perasaan dan perlu dilakukan dengan keindahan. Ya.. semua itu untuk kita berdua.